Tampilkan postingan dengan label NORMATIF. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label NORMATIF. Tampilkan semua postingan

Senin, 25 November 2013



ARTIKEL BAHAN BAKAR

Hemat Bahan Bakar Minyak
Menuju Indonesia Yang Lebih Maju

Akhir-akhir ini kita mendengar informasi ditelevisi maupun ditempat umum yang sedang membahas tentang kelangkaan Bahan Bakar Minyak (BBM) disejumlah SPBU di Indonesia. Hal itu disebabkan oleh beberapa faktor salah satunya, meningkatnya jumlah kendaraan baik sepeda motor maupun mobil sehingga berdampak pada tingginya penggunaan bahan bakar minyak. Berdasarkan infofmasi yang didapat  tahun 2005 hingga 2006, konsumsi BBM di indonesia meningkat 297,807 juta barrel menjadi 394,052 juta barrel. Peningkatan cukup signifikan terjadi pada tahun 2006 yaitu menjadi 374,691 juta barrel.

Bahan bakar minyak yang biasa digunakan pada kendaraan bermotor adalah bensin dan solar. Bahan bakar minyak itu diambil dari dalam tanah dan berasal dari fosil hewan dan tumbuhan yang telah terkubur selama jutaan tahun. Meski jumlahnya banyak, jika diambil secara terus-menerus lama-kelamaan akan habis. Jika hal itu terus berlanjut akan menyebabkan menipisnya ketersediaan bahan bakar minyak dan kerugian diberbagai macam sektor, terutama transportasi di Indonesia. Nah bagaimana cara untuk menghemat bahan bakar minyak . . . . ?

Dari permasalahan tersebut munculah beberapa solusi untuk menghemat bahan bakar minyak terutama bensin dan solar yaitu :
1.Manfaatkanlah sepeda
Jika letak kantor atau sekolah jaraknya tidak terlalu jauh dengan tempat tinggal alangkah baiknya jika menggunakan sepeda. Dengan bersepeda selain membuat badan sehat juga menghemat pengeluaran uang.
2.Gunakan kendaraan di saat ada kepentingan
Pergunakanlah kendaraan jika memang ada urusan yang penting dan mendadak yang membutuhkan ketepatan waktu. Janganlah menggunakan kendaraan hanya untuk pamer atau kegiatan lain yang tak jelas manfaatnya.
3.Gunakanlah bahan bakar minyak yang sesuai dengan kondisi ekonomi
Bagi orang yang kondisi ekonominya menengah ke atas alangkah baiknya menggunakan bahan bakar minyak non subsidi. Sebab, bahan bakar bersubsidi hanya diperuntukan untuk kalangan menegah kebawah untuk menunjang kegiatan ekonomi mereka. 
4.Bahan bakar minyak alternatif
Meskipun Bahan bakar minyak alternatif belum beredar dan jarang ditemui kita dapat membuatnya sendiri. Bahan yang digunakan berasal dari tumbuh-tumbuhan, sampah, dan kotoran hewan yang bisa kita dapatkan secara mudah. Salah satunya minyak buah jarak, pohon jarak yang biasanya ditanam untuk pembatas tanah ternyata buahnya dapat dijadikan minyak yang kualitasnya hampir sama dengan solar.

Dengan membiasakan diri menghemat bahan bakar minyak insyallah Negara Indonesia ini menjadi Negara yang maju dan disegani oleh Negara lain. Beberapa langkah diatas semoga dapat bermanfaat Bagi kita semua.

Jumat, 22 November 2013

PROSES FERMENTASI (BATCH, FED BATTCH DAN CONTINUES PROCESS)


Proses fermentasi jika ditinjau berdasarkan cara operasinya, maka dapat dibedakan menjadi  2 (Iman, 2008), diantaranya :
A. Fermentasi cara cair
Contoh produk : etanol, protein sel tunggal, antibiotic, pelarut organic, kultur starter, dekomposisi selulosa, pengolahan limbah cair, beer, glukosa isomerase, dan lain sebagainya.
B. Fermentasi padat (solid state fermentation)
Contoh produk : tape, oncom, koji dan lain sebagainya.
Pada proses fermentasi cair dapat dibedakan menjadi 2 (Bambang, 2010), diantaranya :
1. Fermentasi bawah permukaan (submerged fermentation)
Contoh produk : etanol, dan lain sebagainya.
2. Fermentasi Fermentasi permukaan (surface fermentation)
Contoh produk : nata de coco, dan lain sebagainya.
Pada system fermentasi bawah permukaan (submerged fermentation) dapat digolongkan lagi menjadi beberapa cara, diantaranya :
1. Batch Process
a). Pengertian Batch Process
Menurut Iman, 2008 (2008) Batch Process merupakan fermentasi dengan cara memasukan media dan inokulum secara bersamaan ke dalam bioreactor dan pengambilan produk dilakukan pada akhir fermentasi. Pada system batch, bahan media dan inokulum dalam waktu yang hampir bersamaan di masukan ke dalam bioreactor, dan pada saat proses berlangsung akan terjadi terjadi perubahan kondisi di dalam bioreactor (nutrient akan berkurang dan produk serta limbah).
b). Contoh produk Sistem Batch Process
Adapun contoh produk  yang dapat menggunakan system Batch Process, diantaranya : yang mungkin dilakukan untuk skala kecil adalah fermentasi batch. untuk pembuatan Bioetanol : Food Grade dan Industrial ( Kosmetika , kesehatan dsb). Tidak direkomendasikan menambahkan UREA,NPK dan Bahan Kimia lainya kecuali : Ragi ( Mikroba etanol ) (Bambang, 2010).
Pada penelitian yang dilakukan Tri Supriyanto (2010), tentang “Fermentasi Etanol dari Molases dengan Zymomonas mobilis A3 yang Diamobilisasi pada K-Karagenan” juga dapat dilakukan dengan cara Batch. Ragi yang dapat digunakan dalam proses fermentasi etanol adalah Saccharomyces cerivisiae, Saccharomyces uvarum (tadinya Saccharomyces carlsbergensis), Candida utilis, Saccharomyces anamensis, Schizosccharomyces pombe.
Hasil penelitian lainnya juga dilakukan oleh Caylak dan Vardar (1998), dalam Widjaja (2010), Penelitian ini membandingkan produksi etanol dengan berbagai proses fermentasi yaitu, batch, kontinyu, fed-batch, dan semi-kontinyu menggunakan glukosa sebagai substrat dengan konsentrasi substrat 220 g/L dan bakteri Saccharomyces cerevisiae baik yang freecells maupun immobilisasi sel.
c). Alasan menggunakan System Batch Process
Pada system fermentasi Batch, pada pasarnya prinsipnya merupakan sistem tertutup, tidak ada penambahan media baru, ada penambahan  oksigen  (-O2) dan aerasi, antifoam dan asam/basa dengan cara kontrol pH (Iman, 2008).
Batch Fermentation banyak diterapkan dalam dunia industri, karena kemudahan dalam proses sterilisasi dan pengontrolan alat (Minier and Goma, 1982) dalam Setiyo Gunawan (2010). Selain itu juga, pada cara batch menurut penelitian yang dilakukan Hana Silviana (2010), mengatakan bahwa cara batch banyak diaplikasikan di industri etanol karena dapat menghasilkan kadar etanol yang tinggi.
Kendala menggunakan System Batch Process:
Pada fermentasi secara batch untuk fermentasi etanol terjadi kendala yaitu produktivitas etanol rendah. Rendahnya produktivitas etanol karena pada kondisi tertentu etanol yang dihasilkan akan menjadi inhibitor, yang akan meracuni mikroorganisme sehingga mengurangi aktivitas enzim, hal ini sesuai dengan hasil penelitian yang dilakukan  Reksowardojo (2007) tentang produksi etanol menggunakan cara batch. Hal ini juga diperkuat dengan penelitian yang dilakukan oleh Minier dan Goma (1982) dalam Hakim (2010), bahwa fermentasi cara ini mempunyai kendala bahwa konsentrasi etanol yang dihasilkan sangat rendah karena produksi etanol yang terakumulasi akan meracuni mikroorganisme pada proses fermentasi. Akumulasi dari produk terlarut yang bersifat racun akan menurunkan secara perlahan-lahan dan bahkan dapat menghentikan pertumbuhan serta produksi dari mikroorganisme.
Kendala lain yang terjadi pada cara batch adalah pada proses batch hanya satu siklus dimana pertumbuhan bakteri dan produksi gas metan semakin lama semakin menurun karena tidak ada substrat baru yang diumpankan dalam reactor (Aprilianto, 2010). Hal ini juga diperkuat dengan adanya penelitian yang dilakukan oleh Natalia Hariani (2010), proses batch mempunyai kendala, membutuhkan waktu fermentasi yang lama, konsentrasi etanol yang dihasilkan rendah akibat akumulasi produk etanol yang dapat meracuni mikroorganisme pada proses fermentasi. Akumulasi dari produk terlarut yang bersifat racun akan menurunkan secara perlahan-lahan dan selanjutnya menghentikan pertumbuhan mikroorganisme serta produksi etanol.
Pada system batch, jumlah bakteri akan terus bertambah sedangkan tidak ada substrat yang ditambahkan dalam reaktor sehingga glukosa yang terkonversi menjadi etanol akan semakin besar (Hana, 2010).
Keuntungan menggunakan System Batch Process :
Menurut Rommy (2010), Bioreaktor tipe batch Tipe batch memiliki keuntungan lain yaitu dapat digunakan ketika bahan tersedia pada waktu – waktu tertentu dan bila memiliki kandungan padatan tinggi (25%). Bila bahan berserat/ sulit untuk diproses, tipe batch akan lebih cocok dibanding tipe aliran kontinyu (continuos flow), karena lama proses dapat ditingkatkan dengan mudah. Bila proses terjadi kesalahan, misalnya karena bahan beracun, proses dapat dihentikan dan dimulai dengan yang baru.
d). Prinsip (prosedur/SOP) System Batch Process
Sebagai contoh, merupakan cara batch yang digunakan adalah cara batch anaerob dari penelitian Soewondo (2010). Reaktor yang digunakan dalam dalam hal ini adalah reaktor batch anaerob dengan volume operasional sebesar 4 L. Pada penutup reaktor, terdapat 2 buah selang silikon untuk sampling gas dan penambahan substansi (penetralan pH dengan basa), termometer, serta pengaduk. Untuk reaktor cair, digunakan magnetic stirrer sebagai pengaduk. Substrat yang telah dicampurkan dengan inokulum dimasukkan ke dalam reaktor. Setelah reaktor ditutup dengan rapat, nitrogen dialirkan untuk mengusir oksigen yang berada dalam reaktor supaya tercipta suasana anaerob. Reaktor dioperasikan selama 65 hari.
2. Proses sinambung (Continues Process)
a). Pengertian Sinambung (Continues Process)
Pada cara Sinambung (Continues Process), pengaliran subtrat dan pengambilan produk dilakukan secara terus menerus (sinambung) setiap saat setelah diperoleh konsentrasi produk maksimal atau subtract pembatasnya mencapai konsentrasi yang hampir tetap (Rusmana, 2008). Dalam hal ini subtrat dan inokulum dapat ditambahkan bersama-sama secara terus menerus sehingga fase eksponensial dapat diperpanjang.
Ada 2 tipe siste, yaitu : homogenously mixed bioreactor dan Plug flow reactor. Pada tipe Homogenously mixed bioreactor dapat dibagi menjadi 2 macam diantaranya Chemostat dan  Turbidostat (Rusmana, 2008).
b). Contoh produk System Sinambung (Continues Process)
Adapun contoh produk  yang dapat menggunakan system sinambung (Continues Process) diantaranya : protein sel tunggal, antibiotic, pelarut organic, kultur starter, dekomposisi selulosa, pengolahan limbah cair, beer, glukosa isomerase, etanol (Rusmana, 2008).
Selain itu juga pembuatan etanol dapat digunakan cara System Sinambung (Continues Process), hal ini juga diperkuat dengan penelitian yang dilakukan oleh Soehadi Reksowardojo  (2010) Produksi etanol dari molases secara fermentasi menggunakan yeast Saccharomyces cereviceae dalam fermentor kontinyu. Proses fermentasi secara kontinyu menggunakan yeast Saccharomyces cereviceae dengan Immobilized Cell dalam Ca-Alginate di dalam Bioreactor Packed-bed.
Peneliti Katherin (2010), juga telah melakukan fermentasi dengan bioreactor System Sinambung (Continues Process) pada fermentasi limbah cair tahu, bioreaktor ini digunakan untuk mengolah limbah cair tahu yang dikondisikan terlebih dahulu derajat keasamannya dan dicampur dengan bakteri starter EM4 dengan rasio 0.02%.
c). Alasan menggunakan System Sinambung (Continues Process)
Pada System Sinambung (Continues Process), pada pasarnya prinsipnya merupakan fermentasi kontinyu dimana pada fermentor sistem terbuka, ada penambahan media baru, ada kultur yg keluar, volume tetap dan fase fisiologi sel konstan (Iman, 2008).
Hal yang sama juga dikemukakan oleh Reksowardojo  (2007), bahwa pada sistem kontinyu dengan dilution rate yang lebih kecil (waktu tinggal yang lebih besar) memberikan hasil konsentrasi etanol yang lebih mendekati sistem batch sehingga apabila waktu tinggal dalam reaktor diperpanjang, memungkinkan konsentrasi etanol yang dihasilkan lebih mendekati sistem batch.
Dalam hasil penelitian yang sama, menurut Reksowardjo (2007),  dikatakan bahwa proses fermentasi kontinyu dengan  mmobilisasi sel akan memberikan hasil yang lebih baik dibandingkan fermentasi batch. Pada fermentasi secara batch untuk fermentasi etanol terjadi kendala yaitu produktivitas etanol rendah. Rendahnya produktivitas etanol karena pada kondisi tertentu etanol yang dihasilkan akan menjadi inhibitor, yang akan meracuni mikroorganisme sehingga mengurangi aktivitas enzim. Untuk mencari solusi terhadap kelemahan tersebut dari hasil penelitian Abdul Hakim (2010), maka pada produksi etanol dari molases ini dilakukan proses fermentasi secara kontinyu dalam bioreaktor packed bed menggunakan teknik immobilized cell dengan K-Karaginan sebagai supporting matrice. Hal ini juga dapat kita lihat secara jelas dalam penelitian yang dilakukan Darmawan (2010), yaitu dengan melakukan proses fermentasi secara kontinyu dalam bioreaktor packed bed secara immobilisasi sel dengan Zymomonas mobilis termutasi menggunakan Ca-Alginat yang bertujuan untuk mengetahui pengaruh perubahan konsentrasi glukosa terhadap konsentrasi, yield, dan produktivitas etanol. Hasil penelitian Hana Silviana (2010), juga memperkuat hasil penelitian sebelumnya. Pada penelitian yang dilakukan, fermentasi dengan sistem kontinyu memberikan konsentrasi etanol yang lebih kecil dari pada sistem batch yaitu 58,82 g/L untuk sistem kontinyu pada dilution rate 0,18/jam dan 59,44 g/L untuk sistem batch. Hal ini dapat terjadi karena waktu tinggal pada sistem kontinyu lebih pendek yaitu 5,55 jam dan 3,33 jam dari pada sistem batch yaitu 48 jam. Hal ini dapat terjadi karena pada sistem batch, jumlah bakteri akan terus bertambah sedangkan tidak ada substrat yang ditambahkan dalam reaktor sehingga glukosa yang terkonversi menjadi etanol akan semakin besar. Pada sistem kontinyu dengan dilution rate yang lebih kecil (waktu tinggal yang lebih besar) memberikan hasil konsentrasi etanol yang lebih mendekati sistem batch sehingga apabila waktu tinggal dalam reaktor diperpanjang, memungkinkan konsentrasi etanol yang dihasilkan lebih mendekati sistem batch.
d). Prinsip (prosedur/SOP) System Sinambung (Continues Process)
Bioreaktor yang dibuat adalah jenis one stage kontinyu, yang terdiri dari tiga komponen utama (penampung sementara, reaktor dan gas kolektor)  (Katherin, 2010). Pada tipe aliran kontinyu bahan dimasukkan ke dalam digester secara teratur pada satu ujung dan setelah melalui jarak tertentu, keluar di ujung yang lain. Tipe ini mengatasi masalah pada proses pemasukan dan pengosongan pada tipe batch. Menurut Aprilianto (2010), terdapat dua jenis dari tipe aliran kontinyu:
Vertikal, dikembangkan oleh Gobar Gas Institute, India
Horisontal, dikembangkan oleh Fry di Afrika Selatan dan California, selain itu dikembangkan  oleh Biogas Plant Ltd. dengan bioreaktor yang terbuat dari karet Butyl (butyl ruber bag).
Dalam penelitian Tontowi (2010), yang telah terapkan pada proses fermentasi kontinyu dilakukan dalam mixed flow reactor yang bervolume 1 L dengan kecepatan putar 100 rpm. Proses fermentasi ini diawali dengan melakukan fermentasi semibatch selama 16 jam. Sebelum fermentasi dimulai, reaktor terlebih dahulu diisi dengan bead sampai volume mencapai 1/5 volume reaktor. Setelah 16 jam, proses fermentasi kontinyu mulai dilakukan dengan mengalirkan feed dalam fermentor menggunakan pompa peristaltik. Laju alir feed (media molasses) disesuaikan dengan variabel dilution rate yang dipakai.
3. Gabungan system batch dan kontinyu (Fed-Batch Process)
a). Pengertian Fed-Batch Process
Sistem fed-batch adalah suatu sistem yang rnenambahkan media baru secara teratur pada kultur tertutup, tanpa mengetuarkan cairan kultur yang ada di dalam fermentor sehingga volume kultur makin lama makin bertambah Tri Widjaja (2010. Menurut Rusmana (2008), pada cara fed-batch yaitu memasukan sebagian sumber nutrisi (sumber C, N dan lain-lain) ke dalam bioreactor dengan volume tertentu hingga diperoleh produk yang mendekati maksimal, akan tetapi konsentrasi sumber nutrisi dibuat konstan.
Pada system fermentasi Fed-Batch Process, menurut Bambang (2010), merupakan pengembangan sistem batch, adanya penambahan media baru, tidak ada kultur yg keluar dan yield lebih tinggi dari batch.
b). Contoh produk System Fed-Batch Process
Contoh produk yang dapat diperoleh pada system Fed-Batch Process adalah Dekstranase, hal ini juga telah dilakukan penelitian oleh Satia Wihardja (2010) yang berjudul “Proses Fermentasi Fed-Batch untuk Produksi Dekstranase dengan Streptococcus sp. B7 Fed-Batch Fermentation Processes to Produce Dextranase from of Streptococcus sp. B7
Penelitian yang serupa tentang etanol menggunakan Fed-Batch Process  juga dilakukan oleh Caylak dan Vardar (1998) dalam Tri Widjaja (2010), penelitian ini membandingkan produksi etanol dengan berbagai proses fermentasi yaitu, batch, kontinyu, fed-batch, dan semi-kontinyu menggunakan glukosa sebagai substrat dengan konsentrasi substrat 220 g/L dan bakteri Saccharomyces cerevisiae baik yang freecells maupun immobilisasi sel.
c). Alasan menggunakan System Fed-Batch Process
Proses fed-batch telah diterapkan secara luas dalam berbagai industni fermentasi dan relatif lebih mudah digunakan untuk perbaikan proses batch dibandingkan dengan proses kontinyu. Apabila pada fermentasi kontinyu dihasilkan keluaran secara terus-menerus maka pada fed-batch diperoleh keluaran tunggal pada akhir inkubasi sehingga dapat ditangani dengan cara yang sama seperti pada proses batch Sinclair & Kristiansen (1987) dalam Budiatman (2009).
Kendala menggunakan System Fed-Batch Process :
Pada fermentasi sistem batch Winarni (1995), profit produksi dekstranase sebanding dengan biomassa. Tetapi pada proses batch produksi dektranase yang dicapai lebih tinggi. Pada penelitian yang dilakukan Budiatman (2009) menggunakan sistem fed-batch ini produksi dekstnanase yang tinggh sebanding dengan nilai biomassa yang rendah dan sebaliknya. Pada sistem fed-batch sulit untuk meiihat fase eksponensial dan fase stasionei kecuali fase eksponensial pertama.
Keuntungan menggunakan System Fed-Batch Process :
Keuntungan sistem fed-batch ini menurut penelitian yang dilakukan  Rachman (1989) dalam Budiatman (2009), ialah konsentrasi sisa substrat terbatas dan dapat dipertahankan pada tingkat yang sangat rendah sehingga dapat mencegah fenomena represi katabolit atau inhibisi substrat.
d). Prinsip (prosedur/SOP) System Fed-Batch Process
System Fed-Batch Process merupakan penelitian yang dilakukan oleh Budiatman (2009). Proses Fermentasi. Kultur inokulum yang digunakan untuk proses utama sejumlah 100 ml. Kultun inokulum tersebut diinokulasikan ke dalam 700 ml media fermentasi dalam fermentor. Fermentasi berlangsung selama tiga kali 24 jam, dengan tiga kali pengambilan contoh setiap hari.  Pada 24 jam pertama fermentasi berlangsung secara batch sedangkan 2 kali 24 jam berikutnya benlangsung secara fed-batch. Awal penambahan substrat dilakukan pada jam ke-24. Volume substrat yang ditambahkan selama proses fed-batch sekitar 900 ml dengan laju penambahan 19 mL/jam. Pada penelitian mi fermentasi berlangsung dalam fermentor kapasitas dua liter dengan pengaturan pH pada pH 7 dan 8 serta kecepatan putaran 300 dan 500 rpm. Secara keseluruhan hasil penelitian produksi enzim dengan fermentasi sistem fed-batch pada penlakuan kecepatan putaran 500 rpm mempunyai kecenderungan yang sama dengan fermentasi sistem batch.

Kamis, 26 September 2013

A.PENGERTIAN HARI KIAMAT

          Hari Akhir atau hari kiamat merupakan hari binasa atau hancurnya alam semesta secara total.Iman kepada Hari kiamat adalah rukun iman yang kelima dan menjadi satu kesatuan keimanan utuh.beriman kepada hari akhir adlaah mempercayai dan menyakini sepenuh ahti bahwa alam semesta ini suatu saat akan berakhir dan mengalami perubahan yang dahsyat sebagai tanda berakhirnya kehidupan dunia yang fana dan dimulainya kehidupan akhirat yang kekal.Disebut hari akhir karena tidak ada lagi hari sesudahnya,  Kedatangan hari kiamat besifat pasti.Pengetahuan tentang hari kiamat adalh milik Allah swt.
Sebagaimana firmannya yang Artinya:
“Dan sungguh (hari) kiamat itu pasti datang,tidak ada keraguan padanya ; dan sungguh Allah akan membangkitkan siapapun yang di dalam kubur.”(Q.S. Al-Hajj/22: 7)
          Hari akhir memiliki beberapa nama,yaitu Hari Kiamat (Yaumul Qiyamah),hari Kebangkitan (Yaumu Ba’as), Hari Keputusan (Yaumul Fasl), Hari Keluar (Yaumul Khuruj),Hari Pembalasan  (Yaumuddin),dan lain-lain.

B.PROSES SINGKAT TERJADI HARI KIAMAT

          Hari kiamat diawali dengan tiupan teropet Sangkakala oleh malaikat Israfil.Ketika malaikat diperintahkan Allah swt. Untuk meniup terompet yang pertama,maka hancurlah alam semesta beserta isiny,sehingga semua makhluk yang ada di dalamnya mati.Kemudian ketika terjadi tiupan terompet yang kedua,Allah menghidupkan kembali semua makhluk ciptaanya dari kematian,sejak makhluk dari zaman Nabi Adam a.s. sampai makhluk akhir zaman.  Mereka dikumpulkan di Padang Mahsyar untuk dihisab,seerta ditimbang amal mereka.

C.DALIL AQLI TENTANG HARI KIAMAT

·         Para pakar ilmu pengetahuan mengakui bahwa matahari adalah sumber kehidupan untuk semua makhluk di permukaan bumi.matahari merupakan bola api raksasa yang memancarkan sinar dan panas ke seluruh planet.Bola api ini berputar terus menerus.Mereka juga mengatakan bahwa cahaya dan panas yang dihasilkan tidaklah akan abadi.
·         Para ilmu fisika mengatakan bahwa rotasi dan revolusi benda-benda langit tidaklah abadi.pada saatnya nanti,pergerakan benda-benda langit akan berhenti/berakhir. Apabila hal itu terjadi ,seluruh benda-benda langit akan bertabrakan,dan saling menghancurkan antara satu dengan yang lainnya.semua itu merupakan perhitungan dan perkiraan manusia belaka.Allah swt. Sendiri yang Maha Mengeh=tahui semua yang akan terjadi.

D.HIKMAH BERIMAN KEPADA HARI AKHIR

          Keimanan terhadap hari akhir akan berdampak pada sikap dan perilaku orang yang meyakininya.Hikmah beriman kepada hari akhir diantaranya adalah:
·         Menumbuhkan sifat optimisme dalam hidup. Manusia akan bekerja keras untuk memperoleh kebahagiaan di dunia. Jika kita bahagia maka hidup kita akan tenang. Jika kita tenang maka kekhusukan beribadah dan keinginan ,elakukan kebajikan akan lebih besar.Dengan demikian Insaallah kita akan dapat meraih kebahagiaan dunia dan akhirat. Seandainya kita masih belum beruntung di dunia,kita masih punya harapan untuk beruntung di akhirat, selama kita selalu bertakwa kepada Allah swt.
·         Mewujudkan ketakwaan kepada Allah swt. Meyakini akan adanya hari akhir akan menambah ketakwaan kita kepada Allah swt. Allah telah membuktikan keadilan dan kasih sayang – Nya kepada Hamba-Nya yang bertakwa.Kegembiraan orang-orang yang bertakwa adalah ketika mereka masuk surga.
·         Mejauhkan diri dari perbuatan maksiat.Dengan meyakini akan adanya neraka,tempat orang-orang yang penuh dosa,yang perbuatan maksiatnya lebih banyak dibandingkan amal baiknya,maka kita berusaha mengindari tmepat terkutuk itu. Orang yang tidak beriman kepada hari akhir tidak akan mengetahui bahwa setelah mati akan ada kehidupan yang jauh lebih panjang daripada kehidupan di dunia,ia juga tidak yakin akan adanya  neraka, tempat penyiksaan orang-orang yang berdosa. Oleh sebab itu , dengan seenaknya mereka mengerjakan kemaksiatan.
·         Bersikap hati-hati dan waspada. Bagi orang yang beriman kepada hari akhir,dalam hatinya terdapat keyakinan bahwa segala ucapan,sikap dan perilaku serta tindakan akan diperhitungkan dan dipertanggungjawabkan di akhirak kelak.Oleh sebab itu,sikap,perilaku,ucapa,dan perbuatannya akan selalu dijag dan dipelihara dari hal-hal yang keji dan mungkar
·         Mendapat dua keuntungan dunia dan akhirat. Bagi orang yang beriman kepada hari akhir,selain dapat mengamalkan rukun iman yang keenam,ia juga mendapatkan keuntungan ganda. Keuntungan di dunia berupa kebaikan dan kesalehan dalam bersikap,berucap,dan bertindak. Juga keuntungan di akhirat yakni berupa pahala dan kebahagiaan yang abadi.
·         Memperkuat keyakinan bahwa Allah Maha Kuasa dan Maha Adil
·         Memberikan dorongan untuk membiasakan diri dengan sikap dan perilaku terpuji dan menjauhkan diri dari sikap perilaku tercela.
·         Memberikan dorongan untuk bbersikap optimis,tawakal dan sbar meskipun tertimpa berbagai kemalangan.

E.PERILAKU YANG MENCERMINKAN KEIMANAN TERHADAP HARI AKHIR

          Adapun perilaku yang mencerminkan keimanan terhadap hari akhir,antara lain sebagai berikut:
1.   Senang dan tekun menjalankan ibadah serta mengharapkan pahala untuk persiapan hari pembalasan.
2.   Bersikap hati-hati dalam berusaha untuk mencukupi kebutuhan hidup,jangan sampai melanggar hukum-hukum agama.
3.   Berusaha agar makanan dan minuman untuk diri dan keluarganya, adalah makanan dan minuman yang halal.
4.   Penghibur bagi orang mikmin yang tidak sempat mendapatkan kenikmatan dunia,sebagai gantinya ia punya harapan di akhirat,berupa kenikmatan dan pahala surga.
5.   Mempebanyak amalan baik dalam rangka mencari rida Allah swt
6.   Menjauhkan diri dari segaa perbuatan dosa,karena kelak di hari akhir akan dimintai pertanggungjawaban. Rajin mempelajari ajaran agama agar dapat memahami tata cara dan penerapannya dalam hidup sehari-hari
7.   Rajin beribadah, baik yang fardhu,maupun yang sunah (sesuai dengan kemampuan).
8.   Memperkukuh hubungan persaudaraan dengan sesama muslim khususnya dan sesama manusia umumnya.Senantiasa berbuat baik kepada orang lain.

Minggu, 01 September 2013

Pancasila sebagai Paradigma Pembangunan

Kata  paradigma berasal dari bahasa inggris “paradigm” yang berarti model, pola, atau contoh.  Paradigma juga berarti suatu gugusan sistem pemikiran, cara pandang, nilai-nilai, metode-metode, prinsip dasar, atau cara pemecahan masalah yang dianut suatu masyarakat tertentu.  Pancasila adalah paradigma, sebab Pancasila dijadikan landasan, acuan, metode, nilai, dan tujuan yang ingin dicapai dalam program pembangunan.
Pancasila sebagai paradigma pembangunan, artinya pancasila berisi anggapan-anggapan dasar yang merupakan kerangka keyakinan yang berfungsi sebagai acuan, pedoman dalam perencanaan, pelaksanaan, pengawasan, dan pemamfaatan hasil-hasil pembangunan nasional.   Misalnya :
a.     Pembangunan tidak boleh bersifat  pragmatis, yaitu pembangunan itu tidak hanya mementingkan tindakan nyata dan mengabaikan pertimbangan etis. 
b.     Pembangunan tidak boleh bersifat ideologis, yaitu secara mutlak melayani Ideologi tertentu dan mengabaikan manusia nyata. 
c.      Pembangunan harus menghormati HAM, yaitu pembangunan tidak boleh mengorbankan manusia nyata melainkan menghormati harkat dan martabat bangsa. 
d.     Pembangunan dilaksanakan secara demokratis, artinya melibatkan masyarakat sebagai tujuan pembangunan dalam pengambilan keputusan yang menyangkut kebutuhan mereka.
e.      Pembangunan diperioritaskan pada penciptaan taraf minimum keadilan sosial, yaitu mengutamakan mereka yang paling lemah untuk menghapuskan kemiskinan struktural.  Kemiskinan struktural, adalah kemiskinan yang timbul bukan akibat malasnya individu atau warga Negara, melainkan diakibatkan dengan adanya struktur-struktur sosial yang tidak adil.

 Makna Pembangunan Nasional
Adalah rangkaian upaya pembangunan yang berkesinambungan yang meliputi aspek politik, ekonomi, soaial dan budaya, dan Hankam untuk mencapai tujuan nasional sebagaimana termaktub dalam aline IV Pembukaan UUD 1945.

Hakekat Pembangunan Nasional
Adalah pembangunan manusia Indonesia seutuhnya dan pembangunan masyarakat Indonesia pada umumnya.  Wujud manusia Indonesia seutuhnya adalah manusia Indonesia yang bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, cerdas dan trampil, berbudi luhur, berakhlak mulia, desiplin, sehat jasmani dan rohani, bertanggung jawab, dan mampu membangun diri dalam rangka membangun bangsanya.

 Tujuan Pembangunan Nasional
Untuk mencapai tujuan nasional sebagaimnana yang termaktub dalam alinea ke empat pembukaan UUD 1945 dalam rangka mencapai  masyarakat Indonesia yang adil dan makmur lahir dan batin berdasarkan pancasila dan UUD 1945 dalam wadah Negara kesatuan RI dan lingkup pergaulan internasional yang merdeka dan berdaulat.
          Catatan : 
Tujuan nasional dalam Pembukaan UUD 1945, adalah :
          1. Melindungi segenap bangsa Indonesia dan seluruh tumpah darah
              Indonesia.
          2. Memajukan kesejahteraan umum.
          3. Mencerdaskan kehidupan bangsa.
          4. Ikut melaksanakan ketertiban dunia yang berdasarkan,  kemerdekaan,
    perdamaian abadi, dan keadilan sosial.

Jumat, 30 Agustus 2013

Pengertian dan Maksud Etos Kerja Islam (Muslim)

Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, etos adalah pandangan hidup yangg khas dari suatu golongan sosial. Jadi, pengertian Etos Kerja adalah semangat kerja yg menjadi ciri khas dan keyakinan seseorang atau suatu kelompok.

Etos berasal dari bahasa Yunani yang berarti sesuatu yang diyakini, cara berbuat, sikap serta persepsi terhadap nilai bekerja. Sedangkan Etos Kerja Muslim dapat didefinisikan sebagai cara pandang yang diyakini seorang muslim bahwa bekerja tidak hanya bertujuan memuliakan diri, tetapi juga sebagai suatu manifestasi dari amal sholeh dan mempunyai nilai ibadah yang luhur.

Etos Kerja: Dimensi Ma’rifat (Aku Tahu)

  • Tahu siapa aku, apa kekuatan dan kelemahanku,
  • Tahu apa pekerjaanku,
  • Tahu siapa pesaingku dan kawanku,
  • Tahu produk yang akan dihasilkan,
  • Tahu apa bidang usahaku dan tujuanku,
  • Tahu siapa relasiku,
  • Tahu pesan-pesan yang akan kusampaikan

Etos Kerja: Dimensi Hakikat (Aku berharap)

Sikap diri untuk menetapkan sebuah tujuan kemana arah tindakan dilangkahkan. Setiap pribadi muslim meyakini bahwa niat atau dorongan untuk menetapkan cita-cita merupakan ciri bahwa dirinya hidup.

Etos Kerja: Dimensi Syariat (Aku Berbuat)

Pengetahuan tentang peran dan potensi diri, tujuan serta harapan-harapan hendaklah mempunyai arti kecuali bila dipraktikkan dalam bentuk tindakan nyata yang telah diyakini kebenarannya.

Yang membedakan semangat kerja dalam Islam adalah kaitannya dengan nilai serta cara meraih tujuannya. Bagi seorang muslim bekerja merupakan kewajiban yang hakiki dalam rangka menggapai ridha Allah. Sedangkan orang kafir bermujahadah untuk kesenangan duniawi dan untuk memuaskan hawa nafsu.

Di Jepang dikenal sebuah istilah Keizen yang dipelopori oleh Masaaki Imai, yakni: semangat untuk terus-menerus melakukan perbaikan yang melibatkan setiap orang mulai dari pimpinan puncak sampai pekerja lapangan.

PROFILE

Foto saya
PINRANG, SUL-SEL, Indonesia
(NAMA LENGKAP : KHAERULM. M) (NAMA PANGGILAN : HEERUUL) (MY HOBI : FOTBALL) (JUMLAH SAUDARA : 4 (EMPAT)) (ANAK KE : 2)